Captain Farijs van Java is speaking…

Selamat sore, Bapak, Ibu, beserta Saudara-saudara sekalian. Atas nama Perkutut Indonesia, Kapten Farijs van Java dan seluruh bidadari awak kapal mengucapkan selamat datang di pesawat Boeang 737 seri 400 yang sudah karatan ini. Penerbangan ini adalah penerbangan PE 241 dengan tujuan Jakarta. Dan penerbangan ke Jakarta akan ditempuh dalam waktu 52 menit. Tentunya jikalau kita semua selamat dan tidak terjatuh ke dalam neraka.

Sebentar lagi kami akan memperagakan cara menggunakan alat-alat keselamatan penerbangan beserta petunjuknya. Sekarang silakan mengenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, dan melipat meja yang masih terbuka. Serta semua telepon selular dan berbagai jenis pesawat radio mohon dimatikan selama berada di dalam pesawat. Dan bagi para penumpang kami yang duduk di dekat jendela-jendela darurat dimohon untuk mengecek kartu intruksi khusus yang berwarna kuning yang terdapat dalam kantong kursi di depan Anda. Terima kasih dan selamat menikmati penerbangan ini.

Hoho. Akhirnya belajar terbangku berjalan dengan sukses. Alhamdulillâh. Terima kasih atas doa dan dukungan Saudara-saudara sekalian.

Bapak dan Ibu yang terhormat, sesuai dengan peraturan keselamatan penerbangan sipil kami akan memperagakan cara penggunaan sabuk pengaman, bagaimana menguncinya, mengeratkan sabuknya, kemudian melepaskannya.

Pesawat ini memiliki empat pintu darurat. Dua di sebelah kanan dan dua di sebelah kiri. Pesawat ini juga dilengkapi empat jendela darurat. Masing-masing dua buah di setiap sisi.

Dalam keadaan darurat lampu di lantai akan menyala untuk menuntun Anda menuju keluar.

Baju pelampung ada di bawah kursi Anda. Dan hanya dipakai pada pendaratan darurat di air. Kalungkan melalui kepala kemudian kancingkan dan eratkan. Tarik sekerasnya kedua buah talinya untuk mengembungkan sesaat sebelum Anda keluar dari pesawat. Jika Anda keluar melalui jendela darurat, kembungkan pelampung setelah Anda berada di atas sayap. Baju pelampung dapat juga dikembungkan dengan meniup pipa karet. Lampu akan menyala jika baterai lepas dan baterai terlepas dalam air.

Apabila tekanan udara di kabin berkurang secara tiba-tiba, masker oksigen akan keluar secara otomatis dari tempatnya sehingga terjangkau. Tetaplah duduk dan kenakan sabuk pengaman. Tarik masker ke arah Anda untuk mengalirkan oksigen. Pasang masker menutupi mulut dan hidung, kalungkan di kepala dan bernafaslah seperti biasa. Pakailah masker Anda terlebih dahulu sebelum Anda menolong yang lainnya.

Selanjutnya di setiap kantung kursi tersedia kartu intruksi mengenai cara-cara penyelamatan diri dalam keadaan darurat. Silakan membacanya dengan saksama.

Terima kasih atas perhatian Anda.

Akhir-akhir ini tidak sempat ngeblog. Kena apa? Ya, mungkin benar apa kata orang-orang. Plurk ternyata memang dapat membuat orang terlena. Plurk dapat membuat blog seseorang menjadi terbengkalai! Karena itu, mulai sekarang aku bertekad akan…akan nge-plurk terus! Hwahaha….

(^_^)v

Saudara-saudara, silakan kunjungi halaman Plurk-ku. Di situlah segala perjalanan hidup seorang Farijs van Java dalam usaha menggapai mimpi tercatat dan terbukukan dengan rapi. Semangat! Bersemangatlah!

p(^ ^)q

Bapak dan Ibu yang terhormat, kita akan segera mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Waktu setempat sedang menunjukkan pukul 4 kurang 4 menit di sore hari. Tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Neraka.

Silakan mengenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat meja, dan menguncinya. Bapak-Ibu yang duduk di kelas eksekutif sandaran kaki dipersilakan dikembalikan ke tempat semula.

Terima kasih.

Setelah kembali dari Semarang, banyak sekali kesibukan menghadang. Rentetan tugas dari bos datang mendera; bertubi-tubi hingga aku hampir tak tahan lagi.

Masih banyak beragam baris-mati yang menantiku, bahkan setelah kegosongan menimpa lengan dan wajahku. Hari-hariku selalu dipenuhi dengan beragam tekanan dunia kerja. Sungguh melelahkan. Penat. Segalanya terasa berat. Bahkan untuk hanya sekadar rehat.

Namun akhirnya aku menyadari akan satu hal, Saudara-saudara. Tentang keikhlasan. Keikhlasan memang dahsyat. Ia bukan hanya bukti kehambaan yang luar biasa tinggi kepada Sang Maha, namun juga tanda bersyukur atas segala pemberian-Nya. Segalanya terasa ringan tatkala keikhlasanlah yang dibawa-serta; bukan keluh kesah, bukan pula saling menyalahkan. Tak perlu menuntut orang lain menghargai jerih payah kita, Saudara-saudara. Tak perlu pula orang lain tahu akan segala usaha kita. Berpikir bahwa Allâh mengetahui segala yang kita lakukan, itu sudah cukup.

Karena itu mulai sekarang ikhlaslah dalam bekerja, Saudara-saudara. Segala lelah takkan terasa tanpa keluh kesah. Segala bahagia akan tercipta dengan sendirinya; ketika kita ikhlas, ketika kita semangat. Yo! Semangat ikhlas!

(^_^)v

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang terhormat, selamat datang di Jakarta. Kota metropolitan ibukota negara Indonesia, yang hobinya macet, berlangganan banjir, dan biang demonstrasi massal. Cuaca di bandara sekarang terang-benderang. Suhu udara mencapai 40 derajat Celcius, bukti bahwa Jakarta menyambut dengan hangat atas kedatangan Anda.

Sebelum meninggalkan pesawat kami anjurkan untuk memeriksa kembali barang-barang Anda. Kapten Farijs van Java mengucapkan selamat berpisah dan terima kasih atas penerbangan Anda bersama Perkutut Indonesia.

Mulai Senin ini aku akan mengikuti pendidikan. Tak lama, hanya dua pekan. Barangkali blog ini akan terbengkalai lagi. Atau bisa jadi akan ramai kembali. Atas segala hal yang mungkin terjadi, mohon doa dan dukungan dari Saudara-saudara. Onegai!

Ganbatte!

(^_^)v

5 pemikiran pada “Captain Farijs van Java is speaking…

  1. waktu jadi kapten pesawat,
    kaca matanya itu masih dipake ya?
    jadi ngeri kalau disitu beneran jadi pilot, eh kapten
    bisa2 penumpang menuju neraka beneran..heheheh

    Farijs van Java berkata,
    loh, kacamata dipakenya pas lagi berkuda aja. biar seragam ama kudanya. hwehe.

    (^_^)v

    ye, itu pesawatnya pan dari neraka.

    Suka

Silakan berkomentar sesuka hati