Pagi tadi ada secuplik berita di surat kabar yang berhasil mencuri mataku:
Di sebuah tempat di Gianyar, Bali, kotoran gajah pun diolah menjadi kertas. Begitu kabarnya. Silakan simak artikel berikut ini pula. Kira-kira peredaksiannya sama dengan yang tertulis di surat kabar.
Pengolahan kotoran gajah menjadi kertas ini katanya sudah lebih dahulu dikembangkan di Thailand sana. Di Indonesia, baru kotoran kuda yang pengolahannya menjadi kertas dikembangkan, yaitu oleh siswa sebuah SMA di Lamongan.
Mendengar kabar demikian, Saudara, bagaimanakah reaksi pertama kalian?
Jujur, reaksi pertamaku adalah terkejut. Lantas kaget. Lalu shock. Kok bisa-bisanya kotoran dijadikan kertas. Memang dikatakan kalau pengolahan kotoran gajah menjadi kertas di Gianyar ini tidak (atau belum) untuk produksi massal, baru sebatas untuk tujuan pendidikan. Tetapi, kotoran itu bukannya najis?
Yah, kalau nantinya benar-benar diproduksi secara massal, tak hanya kotoran gajah atau kuda, mungkin akan lebih kontroversial daripada kopi luwak. Piye iki?
thanx infonya…mengurangi polusi udara ya
SukaSuka
Emang ada hubungannya, gitu?
SukaSuka
waah.. terus gimana ituh ya.. Ini nih kalo kehidupan dipidahkan dengan agamanya, padahal seharusnya agama itu tuntunan untuk menjalani kehidupan.. Ahh..
Salam kenal
SukaSuka
Salam kenal juga. 😀
Yah, begitulah kiranya.
SukaSuka
huwaaaa..awalnya kotoran menjadi pupuk mmasih wajar ya.
tapi ini kotoran menjadi kertas.
lama-lama kotoran jadi bahan pangan lagi. *hiiii, jijik ngebayanginnya*
SukaSuka
Pan udah ada tuh, kotoran jadi bahan pangan. \Keinget cerita tentang peternakan lele…\
SukaSuka
err.. err.. berarti ga bisa jilat2 kertas seenaknya lagi dong *kebiasaanmacamapaini*
SukaSuka
Gak bisa dimakan juga tuh kertas 😦 *kebiasaanmacamapaini*
SukaSuka
parah ah
SukaSuka
Iyo, ik.
SukaSuka
Assalamu’alaikum sobat, alhamdulillah akhirnya kembali menjumpai sahabat blogger seperjuangan. he..he..lama tidak bersua. bagaimana kabarnya??
SukaSuka
Wa’alaykumsalam, Bung. Selamat kembali. Alhamdulillah, kabar baik. Terima kasih. 😀
SukaSuka
menurutku sih itu yang terpakai debagai kertas adalah rumput yang biasanya keluar bersama kotoran…jadi ampasnya kotoran gitu. Kan gajah pencernaannya tidak sehalus manusia. Belum pernah liat kotoran gajah? hihihi Ya gitu deh banyakan rumputnya dr item-itemnya.
Yang penting kertas yang diproduksi dari kotoran gajah itu jangan dijilat aja yah. (terutama untuk orang yang suka jilat kertas hihihi) (Jadi jangan dibuat amplop atau perangko)
SukaSuka
Oh, iya, Bu. Yang kotoran kuda juga kek gitu, katanya. Remahan-remahan rumput yang tidak tergiling sempurna.
Haha. Jangan dijilat tuh, Dek Amela. 😀
Dan jangan dijadikan kertas meterai juga ya, Bu. Jangan dijadikan buku juga dong, berarti. 😀
SukaSuka
[…] karena tersedia banyak di kantor. Padahal fungsinya sebagai pemersatu lembar demi lembar kertas tidak dapat digantikan oleh benda lain. Apabila lembaran kertas tidak begitu banyak, boleh saja […]
SukaSuka
[…] karena tersedia banyak di kantor. Padahal fungsinya sebagai pemersatu lembar demi lembar kertas tidak dapat digantikan oleh benda lain. Apabila lembaran kertas tidak begitu banyak, boleh saja […]
SukaSuka