Untung aku orang Jawa. Mengapa?
Ternyata ada, loh, beberapa orang di sekitarku yang merasa tidak suka atau sekadar segan atau justru tersinggung ketika dipanggil dengan sebutan “mas”. Antara lain beberapa putra Sunda yang memberi saran untuk memanggilnya dengan sebutan “aa'” saja. Juga beberapa putra Melayu Medan yang menginginkan dia dipanggil dengan sebutan “abang”. Juga di antaranya berupa mbak-mbak yang tidak suka disamakan dengan Omaswati.
Maka begitulah kiranya aku paham mengapa bapak-bapak tentara di kantor memanggilku dengan sebutan “om”. Tak lain tak bukan tentunya karena bapak-bapak ini tidak atau belum mengetahui dari mana asalku sehingga demi keamanan memanggilku dengan sebutan demikian. Kira-kira bisa kalian terima?
Jadi, Saudara, demi menyambut si Ramadan yang entah datang Jumat atau Sabtu nanti, tadi aku pergi ke aa’ tukang cukur rambut. Tentu saja tujuanku adalah untuk bersilaturahmi sekalian meminta dipangkas rambutku agar kepalaku terlihat lebih ganteng dari biasanya.
Sesudahnya, aku pun menyempatkan diri untuk sekadar mampir di warung gerobak nasi goreng. Tujuanku tentu saja demi menghormati dan menghargai mas penjualnya yang ketika aku berangkat ke tukang cukur menyapaku ramah. Pun daripada itu, aku meminta darinya seporsi mi goreng sebagai oleh-oleh aku pulang. Lagi-lagi aku merepotkan, bukan? 😀
Dalam perjalanan pulang sambil menenteng-nenteng tas kresek yang di dalamnya terdapat mi goreng buatan mas nasi goreng tadi, terpikirkanlah olehku akan sebuah ide. Ide ini barangkali bisa aku laksanakan, barangkali pula tidak. Masalahnya, ide ini menyangkut pernikahan dan sesuatu yang khas Pekalongan. Apa ya, kira-kira? :p
Ya, aku juga begitu, memanggil orang sesuai dengan sukunya, terkadang susah juga menjadi bagian suku mayoritas yang yaa bagi sebagian lain dianggap penindas.
SukaSuka
Beberapa orang menganggapnya begitu, sih. Selama masih di Pulau Jawa, gak ragu-ragu aku memanggil dengan sebutan “mas”. 😀
SukaSuka
aduh masa ada yang tersinggung sih karena dipanggil mas atau yang lain gitu? itu mah terlalu sensitif aja orangnya… 😛
namanya juga orang gak kenal ya wajar kalo dipanggil nya sebutannya gak sesuai ama sukunya. masa iya tiap kali orang mesti tanya dulu dia asalnya dari mana… 😛
SukaSuka
Ada. 😀
Kan panggilan “mas” itu udah jadi panggilan generik di Indonesia, yak?
SukaSuka
Souvenir kawinannya tauto?
SukaSuka
Bukaaaaaaan~
SukaSuka
untung saja ya.. soalnya aku suka sksd manggilnya mas.. ya kan mas??
ahhaha
SukaSuka
Haha. Kalau di Baubau gimana tuh, dek? (Sama juga, SKSD-nya manggil “dek”)
SukaSuka
kalau cewek panggilnya kak..
kalau cowok dipanggilnya bang..
tapi kadang suka ketelisut panggil mas atau mbak sih.
hehehhe
SukaSuka
Haha. Tak apalah. Seharusnya orang maklum mengingat kita ini orang Jawa ya, Dek. 😀
SukaSuka
Saya juga sering begitu. Demi menjaga silaturahmi dan menghargai orang itu, jadi beli deh di tempatnya… Yeah tentu saja untuk bantu dia… Semoga nanti berkah juga ke kita.
SukaSuka
Iya, Bu. Semoga nanti menjadi berkah buat semua. 😀
SukaSuka
kalau saya sih sudah tidak peduli tuh begituan…. ga penting… hehehehehe
SukaSuka
Oh, begitu ya?
SukaSuka
kalo di mataram (Lombok) mau cewek/cowok panggilannya kak hehe
SukaSuka