Kutuliskan postingan ini dalam keadaan selangkangan menahan beban air kecil. Sementara di luar sana hujan turun tak berkesudahan seperti kasih ibu kepada beta, karena tak terhingga sepanjang siang ini. Telingaku tidak saja khusyuk mendengarkan orkestra alam ini melainkan juga Simfoni Nomor 7-nya Beethoven (Beethoven’s Symphony No. 7, Opus 92 opening). Adapun teh tubruk di gelas sudah pada masanya mendekati satu tegukan terakhir.
Di hadapanku tergeletak satu buah salak sehingga aroma segarnya terhidu dengan sedapnya. Di sampingnya terdapat buku catatan tempatku mencatatkan kata-kata arkais dan segala hal mengenai Org Mode dan LaTeX. Itulah sejatinya rencanaku dari semula. Sehingga apabila di lain hari buku catatan itu tiada lagi mencatat hal-hal tersebut melainkan hal-hal lain, maka jangan salahkan anjing menggonggong.
Semenjak hari pertama aku memiliki buku catatan itu, semenjak itu pula aku kecewa. Buku catatan semahal itu seharusnya menyenangkan untuk ditulisi, bukan? Akan tetapi kenyataan telah berkata lain, Saudara. Buku catatan tersebut tidak menyenangkan apalagi mengasyikkan karena kertasnya gampang berdarah (bleed-through) alias tertembusi oleh tinta merahku. Haruskah aku menderita karenanya? Oh, tentu saja tidak perlu.

Di waktu lalu aku pernah bersungguh-sungguh untuk membuat segala dokumen kantor dengan LaTeX. Akan tetapi upayaku seakan sia-sia karena telah sejak lama aku tiada menemukan cara bagaimana membuat kop suratnya karena hurufnya harus berukuran 13pt. Sementara itu, bahkan memoir class pun melewati angka 13 ini. Apakah karena kesialannya? Ataukah memang hanya kantorku saja pengguna ukuran huruf tak lazim ini?
Akhirnya hari ini pun aku mencari solusinya. Tertemukanlah, Saudara! Katanya dengan menggunakan:
\usepackage{anyfontsize}
lantas mencantumkan:
\fontsize{13pt}{16pt}\selectfont
maka dapatlah aku memasukkan huruf berukuran 13pt ke dalam kop suratku. Akankah hal ini berhasil, Saudara? Mari kita nantikan kelanjutan kisahnya di radio-radio kesayangan Anda.
durung mudeng latex lan orgmode ki barang apa to mas?
semacam jurnal ngono yo sing nyimpen catetan2? kok modele kaya command prompt ngono ~_~a
SukaSuka
Haha. Org mode itu mode buat Emacs, kegunaannya multifungsi. Bisa buat naruh catatan, jurnal, todo list, lan sapanunggalane. Fitur-fiturnya banyak. Hasilnya sih plain text, jadi nanti file-nya bisa dibaca pakai aplikasi text editor apa aja. Kalau LaTeX, ya semacam program TeX, fungsi utamanya sih buat ngeformat jurnal-jurnal ilmiah yang banyak rumus matematikanya, bisa juga buat nge-layout buku.
SukaSuka
kalo kertasnya gak mau sampe nembus, nulisnya jangan terlalu ditekan atuh 😛
SukaSuka
Pan pakai fountain pen, jadi kagak ditekenlah. 😀
SukaSuka
ya pakai bolpen jangan fountain pen hehehe
SukaSuka
Hwehe. Pengennya pan pakai fountain pen, Bu, biar berasa keren, gitu. 😀
Padahal kertas-kertas buku tulisnya Kokuyo yang lain macam di CamiApp atau Campus itu bagus-bagus, loh, cocok buat fountain pen.
SukaSuka
sinih aku tulisin cobakkkk.. kalo masih nembus juigak, berarti salah bukunyaa.. wkwkwkwkwk
SukaSuka
Ini nih. Silakan. Mohon bantuannya. 😀
SukaSuka