Aku pikir sudah banyak orang yang menyatakan bahwa sembuhnya seseorang dari suatu penyakit pada hakikatnya hanyalah sebuah permainan sugesti. Walaupun sudah diobati segala macam rupa, apabila si sakit tidak tersugesti atau menyugesti dirinya sendiri untuk segera sembuh dari penyakitnya, kecil sekali kemungkinan untuk si sakit ini sembuh.
Ketidakdoyanan seseorang akan suatu makanan barangkali pula demikian. Ia tergolong sebagai permainan sugesti. Tentu kalian sudah pernah kuberi tahu bahwa aku terkejut sekali kala mudik lebaran kemarin tatkala aku diberi tahu bahwa tatkala masih kecil aku begitu suka dengan keju. Maka aku pun paham bahwa “bahwa” dan “tatkala” terkadang memang mengganggu.

Aku pun terheran-heran menjalani sebuah kenyataan bahwa ketika aku sudah beranjak tua dewasa begini aku lupa akan kesukaanku akan keju dan malah beralih tidak menyukainya. Maka aku pun kembali bermain dengan sugesti, yaitu bahwa mulai dari sekarang aku akan, kalaupun tidak bisa kembali suka, setidaknya bisa makan keju.
[…] ← Sebelumnya […]
SukaSuka
[…] dalamnya. Kupikir aku sudah mulai bisa makan keju, karena seperti yang kusebutkan dalam postingan Bermain dengan Sugesti. Rupa-rupanya masih saja. Aku tak tahu apakah itu berarti teori mengenai bermain dengan sugesti […]
SukaSuka
[…] Ada satu hal lagi yang kupikir tidaklah jauh berbeda dengan kasus di atas. Tetapi mungkin saja menurut kalian berbeda. Yah, terserahlah dengan pendapat kalian masing-masing. Jadi begini, Saudara. Kan kalian sudah tahu bahwa sekarang aku tidak doyan keju? Dan beberapa waktu lalu kutemui kenyataan ironis bahwa ketika masih kecil aku suka sekali keju? […]
SukaSuka