Sudah dari kemarin-kemarin ingin kutunjukkan video ini kepada kalian. Tahu Alaa Wardi, kan? Nah, di video ini dia curhat mengenai rambut gondrongnya. Haha!
Seandainya aku lebih kreatif, barangkali aku pun ingin membuat semacam lagu tentang rambutku begitu, Saudara. Haha!
Si Alaa Wardi ini katanya sering dikata-katai seperti kera atau seperti manusia gua gara-gara rambutnya yang “begitu”. Haha. Sejatinya aku ingin rambutku gondrong seperti rambutnya. Tetapi kata si Alaa rambutnya yang begitu itu sungguh melelahkan. Meski begitu, tetapi dia tidak ingin mencukur rambutnya. Haha!
Jadi lewat video itu si Alaa meminta kita mencari solusi perkara rambutnya yang sering mengganggunya itu. Haha. Bagaimana? Kalian ada ide?
Sore ini pun rupa-rupanya ada saja yang membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
The Panasdalam Bank – Wanita
Wanita.. wanita.. karenamu lahirlah manusia
Wanita.. wanita.. menirumu jadilah waria
Wanita.. wanita.. karenamu lahir majalah dewasa
Wanita.. wanita.. tidak semua pakai mukena
Tetapi tanpa wanita Adam hidupnya sunyi
Tetapi karena wanita aku ada di bumi
Wanita.. wanita.. tidak semua aktif PKK
Wanita.. wanita.. pahlawanmu harum namanya
Wanita.. wanita.. tidak semua Dharma Wanita
Wanita.. wanita.. punya toilet khusus wanita
Tetapi tanpa wanita Adam hidupnya sunyi
Tetapi karena wanita aku ada di bumi
Wanita.. wanita.. tahu banyak soal tetangga
Wanita.. wanita.. atur-atur soal belanja
Wanita.. wanita.. ibuku juga seorang wanita
Wanita.. wanita.. istriku juga seorang wanita
Tetapi tanpa wanita Adam hidupnya sunyi
Tetapi karena wanita aku ada di bumi
Ada pula sore ini membuatku senang. Tiba-tiba saja terdapat sepucuk surat, yang katanya dari Kantor Pos Kotagede Yogyakarta, ini di atas meja kerjaku. Wanita, terima kasih atas sore yang menyenangkan.
Hai sayang, jangan takut jangan resah
Bila lampu kamar mulai dipadamkan
Ku kan selalu menyanyikan lagu ini
Hingga nanti kau tidur berselimut mimpi
Jangan lupa esok kita punya janji
Semakin cepat kita tidur
Semakin cepat kita bertemu Dorami
Berdoalah sebelum kita tidur
Jangan lupa cuci ketek-ketekmu
Jangan lupa doakan mama papa kita
Jangan takut akan gelap
Karena gelap melindungi diri kita
Dari Om Drakula
Selamat malam, Saudara pendengar sekalian. Jumpa lagi dengan penyiar kesayangan Anda, Farijs Manijs. Masih mengudara di gelombang 303058 FM Radio Masibalita “Memainkan musik terbalik di Jakarta”, dalam acara yang pasti dinanti-nanti: “Bangbangtur, Tembang-tembang Pengantar Tidur”.
Bagaimana kabar pendengar di rumah? Semoga kabar Anda sekalian baik-baik saja.
Saudara pendengar, malam Jumat ini udara terasa dingin. Untuk itu, kami himbau agar jangan lupa menutup pintu dan jendela dan juga mengenakan baju hangat atau suwiter.
Baiklah, untuk mengusir angin agar kita semua tidak masuk angin, akan kami putarkan sebuah nomor manis dari Dewa 19 berikut ini. Pupus.
Aku tak mengerti apa yang kurasa
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu
Aku persembahkan hidupku untukmu
Telah kurelakan hatiku padamu
Namun kau masih bisu diam seribu bahasa
Dan hati kecilku bicara
Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk seluruh hatiku
Semoga waktu akan mengilhami sisi hatimu yang galau Semoga akan datang keajaiban hingga akhirnya ibu mau
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Tentu kau sudah pernah tahu
Gara-gara nonton dorama-nya Abe Hiroshi yang berjudul Shinzanmono, aku jadi naksir sama lagunya Tatsuro Yamashita yang bertajuk Machi Monogatari yang menjadi ending song dorama tersebut. Seharian ini diputar berulang-ulang. Hoho.
Seberapa Pantas mengawali kisah Leony “Trio Kwek-Kwek” menjadi San Chai a la Indonesia dalam tahun 2002. Tentu saja pada saat itu aku masih SMA. Entah ketika itu kalian masih jadi apa.
07 Des adalah albumnya Sheila On 7 yang by default sudah tertanam di dalam harddisk komputer second yang dibelikan ayah untukku. Jadi jika Saudara sekalian tidak mengetahui arti istilah-istilah bahasa linggis yang kusebutkan tadi, silakan tanyakan saja kepada orang pintar.
Lagu yang paling kusuka dari album itu adalah Saat Aku Lanjut Usia. Karena pada saat itu \Insya Allah aku dapat menjalaninya dengan sehat sentosa\ kemungkinan besar aku sudah memiliki cucu. Lanjutkan membaca “Nol Tujuh Des”→
Kalau aku, untuk mendapatkan konsentrasi dan kefokusan, sering dengan memasang earphone iRhyme-ku demi mendengarkan dendangan lagu, entah itu Mozart, Monkey Majik, Sheila On 7, Koes Plus, maupun Waljinah. Setelah kedua hal tadi kudapat, maka aku pun sanggup menulis dengan baik dan benar, atau malah dengan serampangan dan kebetulan. Namun tak jarang pula, dengan mendengarkan musik-musik tersebut, aku kehilangan kefokusan karena ikut asyik menyenandungkan lagu yang kuputar. \Jadi gimana, dong?\
Berbicara tentang musik dan kefokusan, silakan Saudara saksikan video klipnya Monkey Majik berikut ini. Bagi kalian yang sanggup fokus dan berkonsentrasi, silakan nikmati kejutan di bagian akhir video. 😀
\Coba kutebak. Pasti kalian langsung menggeser video ke bagian belakang. Iya, kan?\
Malam ini aku berkeringat sehat, Saudara. InsyaAllah.
Betapa tidak? Tadi lari-lari, takut terlambat. Hampir jatuh pula naik tangga. Tersandung anak tangga tadi. Untungnya ada orang lewat yang cepat tanggap menarik lenganku. Alhamdulillah.
Langit malam ini indah sekali, Saudara. Yah, meski tanpa terangnya cahaya rembulan apalagi purnama, langit tidaklah kelam menghitam. Banyak sekali tebaran awan putih tebal yang sedikit berkilau, menjadikan langit malam berwarna biru keunguan.
Sesekali terlihat kilatan petir di kejauhan. Tampaknya agak jauh dari sini sedang terdera hujan berpetir. Sementara bintang-bintang terlihat bertebaran; berkilau laksana ujung berlian. Menambah khidmat nuansa malam.
Akhirnya, selesai pula mendengarkan satu album penuh Koes Bersaudara 1986. Mantap!
Mulai pukul sepuluh malam tadi menyimak acara di Radio Sonora Koes Plus Night d.h. Legenda Musik Nusantara. Sedih sekali, sampai acara berakhir pas tengah malam tadi SMS-ku tidak dibacakan sehingga lagu rikuesku tidak diputarkan. Buhuhu… T~T
Biasa, rikues lagunya Koes Bersaudara yang berjudul Sayangku Untukmu. Kangen sekali mendengarkan lagu itu. Ada kenangan tersendiri.
Iseng, kemudian kucari lagi di internet. Sudah beberapa kali mencari sebelumnya, padahal, tetapi tidak ketemu. Eh, tadi Alhamdulillah ketemu. Satu album pula! Ya sudah, tengah malam ini bernostalgilalah aku dengan satu album penuh Koes Bersaudara 1986 ini.
Yang paling nostalgik adalah lagu Ponirah. Sudah lama pula kucari lagu ini. Keren!
Oh Ponirah
Wo ai ni
Oh Ponirah
Wo ai ni
Aku gelisah selalu bila kau senyum padaku
Kemudian ada pula lagu Kala Rembulan Tersenyum. Ada pula Si Rambut Panjang. Aih, betapa riang hatiku tengah malam ini, Saudara.