Syahdan, tersebutlah sebuah warung makan di tepi jalan. Jalan tersebut ramai dilalui oleh beragam kendaraan, mulai sepeda motor, bajaj, angkot, hingga kuda kepang. Sementara itu warung makan tersebut selalu ramai dikunjungi oleh beragam orang, mulai karyawan pabrik, pegawai pemda, mahasiswa, hingga tukang odong-odong.
Bapak penjaga warung tampak sedang melayani seorang mahasiswa langganannya. Selain terkenal ramah dan tidak pelit, bapak penjaga warung juga terkenal akan celotehan jenakanya. Hatta mulailah perbincangan antara bapak penjaga warung dengan mahasiswa langganannya yang hendak makan siang.
Bapak Penjaga Warung: “Mau sayurnya apa, Mas?”
Mahasiswa Langganan: “Wah, apa ya, Pak? Oseng kacang panjang saja, deh.”
Bapak Penjaga Warung: “Oh, oseng kacang ajaib aja?”
Mahasiswa Langganan: “Kok ajaib, Pak? Bagaimana bisa Bapak berbicara semacam itu? Apakah nanti tidak takut ditangkap pasukan raja?”
Bapak Penjaga Warung: “Lha yo ajaib, tho. Mau dipotong seberapa kecil pun, tetap saja disebut panjang.”
Mahasiswa Langganan: “Ah, Bapak bisa saja.”
Begitulah kiranya, keadaan sehari-hari warung makan di tepi jalan. Apabila Saudara sekalian kebetulan lewat di jalan tersebut, sudilah kiranya untuk mampir di warung makan tersebut untuk sekadar minum dan melepas penat.