Belajar Ulang

Aku berpikir, Saudara, bahwa dalam hidup tidak semua hal sesuai dengan falsafah naik sepeda. Falsafah yang bagaimana? Apabila kita sudah bisa naik sepeda, kemudian selama beberapa waktu kita tidak naik sepeda, begitu kita harus naik sepeda lagi maka dengan sendirinya kita akan teringat keahlian kita bersepeda dan bisa mengendarainya tanpa kesulitan.

Aku bahkan sampai lulus SMA ke mana-mana naik sepeda. Karena kupikir sepeda tidak merugikan lingkungan, tidak menambah polusi udara, dan menyehatkan pula. Di samping memang tak punya sepeda motor pun. 😀 Kemudian selepas lulus SMA aku pun mengembara merantau. Tidak naik sepeda pun selama di tanah rantau. Tetapi ketika pulang ke kampung halaman, aku langsung bisa saja mengendarai sepedaku. Tentunya detik-detik pertama badanku membutuhkan sedikit pengingatan. Tetapi hanya itu, sebentar saja.

Lain halnya dengan pengalamanku mengendarai sepeda motor. Suatu pagi di hari Ahad, ketika masih duduk di kelas 1 SMA, untuk pertama kalinya aku mengendarai sepeda motor. Saking penasarannya mengendarai motor, aku nekad pagi itu diam-diam, setelah diam-diam pula mengambil kuncinya, kukeluarkan sepeda motor 2-tak milik ayah. Kunyalakan, lalu pelan-pelan bisa dengan serta-merta aku mengendarainya. Kuajak si motor keliling kampung. Lanjutkan membaca “Belajar Ulang” →

Teori Kepribadian dan Rambut Chrisye

Penyangkalan: Tulisan ini banyak memuat teori-teori ngawur.

Banyak teori yang tercipta dan kemudian berkembang mengenai bagaimana kita dapat menilai kepribadian dan karakter seseorang. Misalnya saja “Teori Tulisan Tangan”. Katanya \jangan tanya kata siapa, tolong\ dari tulisan tangan seseorang kita dapat mengetahui kepribadian dan karakter seseorang itu bagaimana. Menurut teori ini, kalau tulisan tangan kalian terkadang miring ke kanan, terkadang ke kiri, dan terkadang tegak lurus, maka kalian memiliki kepribadian plin-plan dan tidak teguh pendirian.

Apabila kalian menulis persis pada garis di buku tulis \sepertiku\, berarti kalian adalah orang-orang yang patuh terhadap hukum dan norma-norma yang berlaku. Sementara jika kalian menulis di tengah-tengah antara garis (mengambang), maka bisa jadi kalian adalah pengikut mode dan berjiwa pemberontak. Dan sebagainya, dan sebagainya.

Kemudan ada juga “Teori Bahan Bacaan Kesukaan”. Teori ini barangkali sejalan dengan makna peribahasa dalam bahasa linggis: “Judge the book by its cover”. Nilailah (kepribadian dan karakter) seseorang dari apa-apa yang dia baca. Apabila seseorang suka membaca koran dan buku silat, kemungkinan besar seseorang tersebut adalah guru/ tukang silat yang sedang mencari pekerjaan (tunakarya). Apabila seseorang suka membaca buku resep masakan dan buku tabungan, bisa jadi dia sedang mendalami “ilmu food combining pada tanggal-tanggal tua”.

Mengesampingkan lelucon, bahan bacaan yang serius menandakan seseorang yang gemar membacanya adalah orang yang cerdas dan berjiwa intelek. Bahan bacaan lucu menandakan seseorang yang gemar membacanya adalah orang yang sedikit kekanak-kanakan atau hanya sekadar sedang stres. Lanjutkan membaca “Teori Kepribadian dan Rambut Chrisye” →

Kabur

Yang kumaksudkan adalah kabar dalam artian melarikan diri. Flee. Escape. Atau apalah.

Kusadari bahwa dalam menjalani kehidupan ini aku banyak melarikan diri. Dulu, yang aku ingat adalah melarikan diri dari tugas membantu Ibu bersih-bersih rumah. Hwehe. Kemudian melarikan diri dari lingkungan main yang kurang kondusif. Melarikan diri dari anjing galak. Dan banyak lagi yang lainnya.

Yang baru-baru ini aku masih sering melakukannya adalah melarikan diri dari kawasan  tertentu; melarikan diri dari menonton anime (semisal Space Brother) dan serial televisi (semisal Person of Interest) tertentu; melarikan diri dari mobil tertentu; melarikan diri dari toko alat tulis tertentu; melarikan diri dari kenangan tentang orang tertentu; melarikan diri dari makanan tertentu; dan melarikan diri dari kekecewaan tertentu (semisal “dikaretin” dan dibohongi).

Pada tingkat-tingkat tertentu, aku pikir melarikan diri adalah mutlak harus dilakukan. Seperti misalnya kalau kita masuk ke dalam ruangan penuh dengan kucing, lebih baik kita melarikan diri dari ruangan itu alih-alih mengusir semua kucing keluar ruangan. Kan?

Akan tetapi pada hal-hal tertentu, aku pikir melarikan diri seharusnya dihindari. Seperti misalnya ketika terhidang sepotong besar cheese cake di atas meja sementara kita kelaparan, lebih baik kita memakan cheese cake itu tadi alih-alih membiarkan cacing di usus kelaparan. Kan?

Kutip Mengutip

Terkadang, kalau hatiku sedang resah, aku membuka-buka Plurk lama yang berisi bagian-bagian masa lalu. Seringkali dengan membaca-baca kalimat-kalimat terdahulu, jiwaku menjadi tenang dan berkurang kegelisahan hati. Bahkan, tak jarang aku menemukan kalimat-kalimat dahsyat yang bisa kukutip sebagian di antaranya:

“women LOOOOVESSSS knowing a MAN would FIGHT or even DIE 4 her! In case he died, meski tu CW lalu menikah dgn yg lain, kau sllu dikenang”

“gw yakin bgt dia mau sama elu, tapi elu kan kadang nyebelin, ngeselin, ngebetein, gak peka, sok cuek, sok gak peduli, sok kambing”

kita kan udah keluarga, jadi gak perlu dikenal2in lagi”

“Dari seberang telepon sana, saudara jauh berkata, ‘Ya sudah, kalo gitu, mau nggak kalo kamu dikawinin sama orang tua?’ Aku pun menjawab, ‘Maaf, Mas. Saya ga mau dikawinin sama orang tua. Saya masih doyan orang muda.'”

Sampai ada pula yang begini:

“mencabut bulu ketiak itu wajib hukumnya…”

Ah, masa lalu yang menyenangkan ini memang patut dikenang.

Surat Perangko

Entahlah. Aku menjadi sedikit pesimistis dengan nasib perperangkoan di Indonesia. Betapa tidak, Saudara. Sudah ada dua surat berperangkoku yang ketahuan tidak (atau belum) tiba di alamat tujuan.

Sudah pula banyak laporan yang datang kepadaku, mengabarkan bahwa bahkan petugas pos pun banyak yang menyatakan pengiriman surat menggunakan perangko menghasilkan ketidaktentuan waktu penyampaian. Kadang lama, kadang sebentar. Tak sedikit yang raib entah kemana.

Apakah benar demikian?

Mati Mimpi

Kalian masih ingat postinganku yang berjudul “Njamoe“? Di situ aku kesal karena nyamuk telah membuatku terbangun dan membuyarkan mimpiku. Kala itu aku ingat betul sedang mimpi apa.

Aku berada di sebuah taman penuh bunga aneka warna. Di situ ada sebuah meja bulat berwarna putih dengan sepasang kursi putih yang aku duduki salah satunya. Kursi yang satu diduduki oleh seorang gadis. Ia memakai gaun putih, rambutnya hitam terurai dengan pita rambut berwarna putih. Kami bercakap-cakap sembari minum teh.

Dini hari ini aku baru tersadar bahwa pakaian yang si gadis ini kenakan dalam mimpiku waktu itu adalah benar-benar permintaannya sebelum ia meninggal. Ia pernah mengatakan bahwa ia ingin mengenakan gaun putih dengan renda-renda bermotif bunga-bunga, dan pita rambut berwarna putih. Ia ingin pula aku menemaninya pergi ke taman penuh bunga.

Belakangan ini aku takut tidur. Aku takut bermimpi. Akhir-akhir ini sering terserang mimpi buruk. Ah, andaikan aku bisa sering bermimpi seperti mimpi dalam postingan “Njamoe” itu, alangkah bahagianya hidup ini.

Bersalah karena Bodoh

Hari ini aku mengenakan kaos berkerah yang kubeli 5 tahun yang lalu. Tidak kekecilan, malah semakin pas saja di badan. Sementara itu aku mengenakan celana panjang yang kubeli persis 5 bulan yang lalu. Celananya kedodoran. Pertanda bahwa aku semakin kurus menuju keadaan tubuhku 5 tahunan lalu.

Dari rumah aku berjalan kaki menuju toko donat langganan yang menjajakan kopi. AKu memesan menu yang seperti biasanya, tetapi kali ini aku tidak mengatakan untuk tidak pakai keju. Setelah duduk di kursi di tempat yang juga seperti biasanya, kuseruput kopinya lalu kumakan roti tumpuknya. Hampir saja aku muntah karena keju di dalamnya. Kupikir aku sudah mulai bisa makan keju, karena seperti yang kusebutkan dalam postingan Bermain dengan Sugesti. Rupa-rupanya masih saja. Aku tak tahu apakah itu berarti teori mengenai bermain dengan sugesti tersebut salah ataukah aku yang masih salah dalam menerapkan teori itu.

Beberapa keadaan di atas mengajarkan aku bahwa tak ada yang abadi betapa pun kehidupan di bumi senantiasa berubah, tetapi ada beberapa hal yang tidak mudah untuk berubah/ diubah. Berat badanku semakin turun, dan dikhawatirkan akan semakin terus turun, mengingat aku akhir-akhir ini seringkali tidak memiliki nafsu makan. Bahkan sekarang ini roti tumpukku tidak kuhabiskan. Bahkan muffin cokelat nan lezat ini pun tidak kusentuh sama sekali.

View this post on Instagram

Choco-chips muffin #food

A post shared by Feriska Drajat (@farijsvanjava) on

Barangkali perasaan bersalahlah yang menggerogoti lemak-lemak dalam tubuhku. Barangkali perasaan itulah yang mencuri nafsu makanku. Lanjutkan membaca “Bersalah karena Bodoh” →

Merindu Pulang

Barangkali ini hanya pengalamanku saja, Saudara. Ketika hendak pergi ke suatu tempat, biasanya aku gelisah. Hal ini karena aku akan meninggalkan sesuatu atau sesiapa yang akan kurindukan di kala bepergian. Tetapi dalam suatu waktu aku pun akan merasa gembira dan penuh kegairahan sehingga tidak sabar untuk segera berangkat karena di tempat tujuanku pergi tersebut ada sesuatu atau sesiapa yang sudah kurindukan. Bisa jadi perasaan yang begitu bercampur tersebut membuatku enggan dan malas untuk berkemas.

Kemarin, sesampainya aku di Jakarta setelah enam hari berada di Malang, barangkali karena aku tak punya sesuatu atau sesiapa yang kurindukan di sini, atau barangkali sesuatu atau sesiapa itu tidak pagi atau tidak bisa segera aku jumpai, maka wajarlah jikalau ternyata sesampainya aku di Jakarta sini hatiku hampa.

image

Mengudara: Bukan Cinta Berbalas

Hai sayang, jangan takut jangan resah
Bila lampu kamar mulai dipadamkan
Ku kan selalu menyanyikan lagu ini
Hingga nanti kau tidur berselimut mimpi

Jangan lupa esok kita punya janji
Semakin cepat kita tidur
Semakin cepat kita bertemu Dorami

Berdoalah sebelum kita tidur
Jangan lupa cuci ketek-ketekmu
Jangan lupa doakan mama papa kita

Jangan takut akan gelap
Karena gelap melindungi diri kita
Dari Om Drakula

Selamat malam, Saudara pendengar sekalian. Jumpa lagi dengan penyiar kesayangan Anda, Farijs Manijs. Masih mengudara di gelombang 303058 FM Radio Masibalita “Memainkan musik terbalik di Jakarta”, dalam acara yang pasti dinanti-nanti: “Bangbangtur, Tembang-tembang Pengantar Tidur”.

Bagaimana kabar pendengar di rumah? Semoga kabar Anda sekalian baik-baik saja.

Saudara pendengar, malam Jumat ini udara terasa dingin. Untuk itu, kami himbau agar jangan lupa menutup pintu dan jendela dan juga mengenakan baju hangat atau suwiter.

Baiklah, untuk mengusir angin agar kita semua tidak masuk angin, akan kami putarkan sebuah nomor manis dari Dewa 19 berikut ini. Pupus.

Aku tak mengerti apa yang kurasa
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu

Aku persembahkan hidupku untukmu
Telah kurelakan hatiku padamu
Namun kau masih bisu diam seribu bahasa
Dan hati kecilku bicara

Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk seluruh hatiku

Semoga waktu akan mengilhami sisi hatimu yang galau
Semoga akan datang keajaiban hingga akhirnya ibu mau
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Tentu kau sudah pernah tahu

Cinta memang anugerah yang indah yang diberikan untuk manusia di dunia. Namun apa daya, cinta dapat pula menjadi prahara. Lanjutkan membaca “Mengudara: Bukan Cinta Berbalas” →