Dari mana datangnya tinta?

Seorang profesor penologi berujar begini:

Maka aku pun kemudian memikirkan begini:

Dari manakah datangnya tinta?

Dari sawah turun ke kali. Ups! 😀

Memulai hobi pulpen atau fountain pen ini sedikit sulit dilakukan di sini. Betapa tidak, Saudara. Tinta yang ada di sini semuanya tidak tahan air (waterproof). Yang aku tahu hanya tinta hitamnya Parker yang tahan air. Tintanya Sheaffer, Lamy, Montblanc, Faber-Castell, Cross, semuanya tidak tahan air. Setidaknya itu yang kutahu.

Di sini itu kan lembab udaranya. Kertas-kertas sering lembab, kemudian berjamur. Kalau tintanya tidak tahan air, ya pasti bakalan luntur. Kalau lunturnya masih menyisakan tulisan yang masih bisa dibaca sih masih mending, yak? Lah ini, lunturnya benar-benar luntur tiada tersisa. Mau bagaimana, coba?

Ditambah, aku adalah orangnya yang kata dokter kelenjar keringat pada telapak tangan cenderung aktif. Jadi kalau menulis seringkali tanganku basah akan keringat. Bagaimana bisa dipaksakan menggunakan tinta yang tidak tahan air ini, coba?

Ada banyak sebenarnya tinta untuk pulpen (fountain pen) di luaran sana yang tahan air, bahkan ada yang disebut bulletproof, ya tahan berbagai cairan kimia semacamnya. Tetapi mereka tidak tersedia di sini. Setidaknya setahuku begitu. Lantas bagaimanakah aku harus bertahan dengan hobi ini, Saudara? Ada ide? Atau ada yang mau mengeksporkan tinta tahan pelurunya ke sini untukku? 😀

Tiga pulpen hitam
Tiga pulpen hitam

3 pemikiran pada “Dari mana datangnya tinta?

  1. wah pencerahan ini mas, soalnya tangan saya emang mudah berkeringat jadinya tinta itu suka luntur ke tangan, terus merusak tulisan.. tapi di sini susah ya nyari pena yang tintanya tahan air.. 🙂
    nice blog
    salam kenal mas 🙂

    Suka

  2. […] Sejujurnya, aku kurang begitu suka dengan pulpen ini, Saudara. Ketika aku menulis menggunakan pulpen ini, maka aku pun meletakkan jari telunjuk dan jempolku sedemikian rupa sehingga pulpen terpegang dengan nyaman. Akan tetapi bagiku pegangannya ini terlalu licin, Saudara. Apalagi ketika tanganku mulai basah oleh keringat. […]

    Suka

Silakan berkomentar sesuka hati