Perjalanan The-Penampakanz Band Episode 2

Episode sebelumnya telah dikisahkan bagaimana awal kedatangan FARIJS di Jakarta. Pada episode kali ini, akan dipaparkan kisah awal perantauan keempat personil The-Penampakanz Band yang lain.

Memang pepatah seringkali berkata benar. Kebenaran kata pepatah bahwa “sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibukota” telah dibuktikan oleh FARIJS. Tanpa uang di tangan, FARIJS luntang-lantung hidup di jalanan. Tak punya tempat berteduh, perut kelaparan, lengkaplah sudah penderitaan. Untungnya waktu itu beberapa daerah di Jakarta sedang dilanda banjir. Salah satunya adalah daerah Rawamangun dan sekitarnya //termasuk juga Utankayu// tempat FARIJS biasa mangkal kalau malam. Walhasil, FARIJS bisa numpang gratis tinggal di pengungsian. Meski tidur tak nyaman dan makan tak kenyang, setidaknya FARIJS untuk sementara memiliki tempat tinggal.

Farijs di pengungsian

Sebulan sudah FARIJS tinggal di pengungsian. Kegiatannya sehari-hari tak jauh dari tidur, makan, dan ke belakang. Sesekali ia kerja paruh-waktu menjadi manekin di mal.

Farijs jadi manekin

Syahdan, datanglah seorang pemuda biasa saja dari ranah Minang. Tersebutlah namanya BNGKY Ramadan. Meski masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Malin Kundang, ia tidak suka begadang //apa hubungannya??//. Rupanya ia mengikuti nasihat dari Bang Haji Rhoma Siraman:

Begadang jangan begadang,
kalau kamu punya utang.
Begadang boleh saja,
kalau tidak pakai kutang.

Setelah mengendarai bus TRANSJURANGKOTA selama tujuh hari tiga malam //nah lo!// sampailah BNGKY di terminal Tanahabang. Di terminal Tanahabang, ia dioper ke metromini jurusan Rawamangun-Bandargebang karena si sopir yang orang Medan sedang buru-buru buang hajatan. Hatta, sampailah BNGKY di terminal Rawamangun dengan aman.

Bngky tiba di Jakarta

Karena memang sejak semula BNGKY ingin meniti karier di dunia musisi jalanan alias jadi pengamen, segera saja si BNGKY mengeluarkan gitar saktinya yang ia peroleh setelah bertapa di Gunung Kakatua //saudaranya Gunung Krakatau//. Agaknya gitar tersebut adalah gitar yang sama yang dipakai oleh Kesatria Bergitar sewaktu mengusir Belanda dari Kampung Melaku //sebelah tenggara Kampung Melayu//. Waktu itu, sang Kesatria Bergitar dibantu oleh Kido Kamen dari Negeri Sakurata dengan jurus-jurus andalannya seperti Tendangan Maut, Mantra Aji, Telapak Tanpa Bayangan, Kunyuk Melempar Buah, dan sebagainya. Terlalu….

Bngky ngamen

Dalam melaksanakan bisnisnya, BNGKY tidak tebang-pilih melainkan naik-pilih. Maksudnya adalah ia tidak mau mengamen di dalam bus yang sesak penumpang. Ia lebih suka mengamen di dalam bus yang sepi penumpangnya atau bahkan tidak ada penumpangnya sekalian dengan alasan ia lebih leluasa dalam mengeksplorasi bakat bermusiknya. //Dasar aneh.//

Di saat yang hampir bersamaan, datanglah sesosok tamu tak diundang dari tanah seberang. Adalah sang KRISNAAA Dimanamana yang datang tak dijemput, pulang tak diantar. Dengan menunggangi sepeda kuntetnya, ia telah berlayar //wah, sarap ni orang// dari Samudera Pasifik melewati Samudera Hindia kemudian mampir sebentar di Samudera Atlantik buat minta resep obat kuat ama eMpu Panoramix dan akhirnya terdampar di Pelabuhan Tanjungpriok. Di sana ia dengan mudah lolos dari pemeriksaan BEACUKAI karena melewati jalur hijau. Padahal ia termasuk makhluk langka yang apabila memasuki daerah pabean harus membayar bea masuk sejumlah lima juta dirham sebelum akhirnya dikarantina terlebih dahulu.

Krisnaaa datang naik sepeda

Dengan mengendarai sepeda mungilnya tersebut, sang KRISNAAA berkeliling kota Jakarta. Hal ini membuat macet di sepanjang jalan yang dilaluinya karena sosoknya mirip dengan SI KOMO. Welehweleh™….

Macet lagi macet lagi.
Gara-gara si busway lewat.
Pak polisi jadi bingung.
Bang Fauzi ikut bingung.
//nah lo!//

Seharian di jalanan membuat sang KRISNAAA ber-HIV alias berhasrat ingin vivis. Untuk memuaskan hasratnya, ia menepikan sepedanya. Waktu itu ia sedang berada di flyover Semanggi. Kemudian ia bervivis-ria di bawah pohon beringin di situ. Saat sedang menikmati pervivisannya, tanpa diketahui sepeda kuntetnya diambil sesosok makhluk misterius. Tak lain tak bukan sosok misterius tersebut adalah mBah Dukun HIU yang pernah ditolong oleh FARIJS sebagaimana diceritakan dalam episode sebelumnya.

Antho nyuri sepedanya Krisnaaa

Setelah mengetahui bahwa sepedanya dipinjam-tanpa-izin dan diambil-takkan-dikembalikan, sang KRISNAAA kepanikan. Dengan pintu garasi di celana yang masih menganga, KRISNAAA berlari mengejar mBah Dukun HIU. Saking saktinya ilmu kanuragan yang dimiliki mBah Dukun HIU, tak ayal sang KRISNAAA tak mampu mengejarnya. Setelah mengejar sampai ke Monas, sang KRISNAAA akhirnya pasrah akan nasibnya.

Sepeda itu sebenarnya adalah hartanya yang paling berharga. Ia adalah warisan dari leluhurnya yang diturunkan-turun-temurun sejak zaman Siti Nurhaliza. Sang KRISNAAA tak bisa apa-apa selain memasang wajah memelas di halte bus di belakang Monas berharap ada orang kaya yang iba kepadanya.

Krisnaaa keilangan sepedanya

Di samping itu, sang KRISNAAA juga meminta-minta di depan Ruang Messum di Monas. Malang nian nasibmu, Nak.

Krisnaaa ngemis di ruang messum

Sementara itu, di belahan bumi Jakarta yang lain, mendaratlah anak saudagar tajir bernama IRRR Setiangatjir dari negerinya JOKO TINGKIR. Setelah menempuh perjalanan menggunakan pesawat TERJUN AIR bernomor penerbangan JA 7 UH selama tujuh jam tujuh menit tujuh detik, sampailah IRRR di bandara Soekarno-Hatta. Dengan didampingi oleh dua orang babysitter-nya, IRRR berencana membangun studio rekaman di Jakarta.

Irrr dan dua babysitter-nya

Namun malang sungguh malang. Apel Malang memang tiada bandingan. Kedua babysitter-nya dicekal oleh pihak imigrasi karena disangka menjadi TKM ilegal (TKM = Tenaga Kerja Malingsia). Tinggallah IRRR sendirian, tak punya lagi penunjuk jalan.

Sekali lagi, malang teramat malang. Apel Malang memang tiada tandingan. Barang-barang berharganya yang diletakkan di koper hilang karena aksi pengutilan di bandara yang saat itu memang sedang digalakkan. Walhasil, uang, handphone, perhiasan, barang dagangan, telah raib duluan. Semuanya gara-gara pengutil sialan.

Akhirnya IRRR di Jakarta menjadi semacam gelandangan. Memang dasarnya IRRR anak saudagar, ia tak kehabisan akal. Ia mulai jualan obat panu di perempatan lampu merah, emperan jalan, hingga di terminal-terminal.

Irrr jualan obat

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Begitulah apa yang dikatakan perinya bahasa. Artinya lebih kurang sesuai dengan kisah berikut ini.

Tersebutlah seorang pasangan muda-mudi. Yang perempuan ternyata tak tahu diri. Belum dilamar ia sudah minggat-lari. Pergi ke Jakarta untuk menjadi TKI. Akhirnya yang laki-laki memutuskan untuk bunuh diri. Sesaat sebelum ia menggantung diri, datanglah seorang peri. Ya itu, peri bahasa yang tadi.

“Duhai anakku, janganlah engkau menyiksa diri seperti itu. Yang lalu biarlah berlalu. Janganlah berputus asa begitu.
Bersabarlah. Sesungguhnya orang yang sabar cepat menikah. Pacarmu yang kabur itu kejarlah. Pergilah engkau ke Jakartah. Semoga kelak engkau bahagiah. Selama-lamanyah…nyah…nyah….” //echo//

Mendengar petuah dari sang peri bahasa, akhirnya pemuda tersebut mengurungkan niatnya. Kemudian ia bertekad dalam hati:

“Aku harus menyusulnya ke Jakarta. Akan segera kubawa kembali si ITEMZ Sarkinemz ke dalam pelukanku. Hua ha ha…!”

Begitulah akhirnya pemuda tersebut tertawa terbahak-bahak sampai ia batuk berdahak. Kemudian ia bergegas mempersiapkan bekal seadanya untuk pergi ke Jakarta. Tak lupa ia pamitan sama orangtuanya.

“mBoké, inyong mau pergi ke Jakarta. Mohon doa restuné. Semoga inyong suksès di kota, yak. Aja kelalèn, si JAIM, kambing kesayangané inyong iku mbong rawaten.”

“Iya, Lé. Ati-ati urip di Jakarta. Katané Pariyem anaké Pak Paijo, iku tetanggané dhèwèk, di Jakarta iku ada undak-undakan mlaku dhèwèk.” //maksudnya eskalator//

“Iya, mBoké. Inyong bakalan ngati-ati, lah. Yakin lah, sumpah. Bila ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Bila ada umur panjang, bolehlah inyong kagak mandi. Wis ya, mBoké. Inyong minggat. Salamelèkom!”

Setelah berpamitan, pemuda tersebut bergegas ke stasiun. Dengan menaiki KRL jurusan Tegal-Tanahabang, pemuda tersebut menuju Jakarta. Sewaktu di kereta, sambil memandang foto closeup dirinya berdua dengan pacarnya, ia berkata dalam hati:

“Oh, ITEMZ. Mengapa dikau pergi meninggalkan inyong? Biarpun dikau telah 13 kali menolak inyong, inyong akan tetap tulus mencintaimu. Seperti lagunya Once berikut ini:”

kau boleh acuhkan diriku
dan anggap ‘ku tak ada
tapi takkan merubah
perasaanku kepadamu

kuyakin pasti suatu saat
semua ‘kan terjadi
kau ‘kan mencintaiku
dan tak akan pernah
melepasku

aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kehitamanmu
s’lalu bersedia bahagiakanmu
apapun terjadi
kujanjikan aku ada

Aank dan kekasihnya

Demikianlah, selama dalam perjalanan sang pemuda berkali-kali menyanyikan lagu tersebut. Sampai-sampai ia berhasil mengumpulkan uang sebesar duaratus duapuluh duaribu duapuluhlima rupiah dari orang-orang yang mengira dirinya sedang mengamen. Memang dasar muka pengamen. //Kasian deh lo…//

Akhirnya pemuda yang memiliki nama lengkap AANK Maulanang itu sampai juga di stasiun Tanahabang. Alangkah kaget dan terkejutnya ia ketika memandang seonggok penampakan di sebuah warung di dalam stasiun tersebut. Sang kekasih, ITEMZ, sekarang ada di hadapannya. Secara spontan, si AANK langsung sujud syukur memuji Sang Mahakuasa karena dipertemukan kembali dengan sang idaman hati.

Rupanya karena perusahaan penyaluran TKI-nya tidak lagi memiliki izin beroperasi, ITEMZ kemudian banting setir menjadi penjaja makanan di stasiun Tanahabang. //…sambil sesekali kerja part-time menjadi preman//

Itemz jualan di stasiun

“Yayang ITEMZ, Abang AANK datang menjemput Yayang ITEMZ. Ayo kita balik maning ke kampung. Itu, si Jaim, kambing kesayangan kita, sudah babaran.”

“Abang AANK, pulanglah sampeyan. ITEMZ tidak sudi pulang ke kampung. ITEMZ pengen jadi orang kota.”

“Oh, Yayang ITEMZ. Abang AANK kangen sama Yayang ITEMZ. Abang AANK tresna sama Yayang ITEMZ. Yakin lah, sumpah. Busung! Ayo kita menikah baèn. Mau?”

“Maap ya, Bang. Sudah berapa kali ITEMZ menolak Abang? ITEMZ tak sudi menikah sama orang kere kayak Abang. ITEMZ pengen nikah sama artis terkenal. Biar nanti ITEMZ bisa tampil di inpotainmen. Enyahlah engkau, Bang!”

Betapa hancur perasaan si AANK diusir oleh ITEMZ. Pupus sudah harapannya untuk membawa pulang ITEMZ. Rupanya si ITEMZ, sebagaimana anak-anak muda jaman sekarang, telah teracuni acara-acara inpotainmen di tipi. Semua orang ingin menjadi tenar, jadi terkenal. Mereka banyak yang menghalalkan segala cara untuk bisa sekadar masuk tipi. Ada yang bikin gosip murahan, nyebar foto seleb tel4nj-ng, sampai acara bakar-bakaran. Ada yang bakar rumah, mobil, ayam, kemenyan, bahkan anak sendiri pun dibakar. Waduhaduh™….

Semuanya ingin yang serba instan. Karena itu, sekarang ini sedang marak //atau mungkin memang sedang digalakkan?// pemilihan idola-idola instan. Ada ajang pemilihan penyanyi, model, pelawak, dan bahkan dai, yang terjadi secara instan. //Kayak mi aja, ada yang berbentuk instan.//

AANK pun berjalan sempoyongan tak tentu arah sambil menyenandungkan lagunya Ahmad Band berikut ini:

Hancur hatiku mengenang dikau
Menjadi keping-keping setelah kau pergi
Tinggalkan kasih sayang
Yang pernah singgah antara kita
Masihkah ada sayang itu

Memang salahku yang tak pernah bisa
Jadi artis terkenal ‘tuk bahagiakanmu
Walau ‘ku t’rus mencoba
Jadi artis di desa kita
Yang kutahu kau tak mau

Sekali lagi maafkanlah
Karena aku tak jadi artis
Maafkanlah ‘ku tak bisa
Menjadi terkenal

Mungkinkah mungkin kuterus mencoba
Jadi artis Jakarta dan jadi terkenal
Tapi bila itu tak bisa tercapai
bersediakah kau menikah dengan diriku

Sekali lagi maafkanlah
Karena aku tak jadi artis
Maafkanlah ‘ku tak bisa
Menjadi terkenal

BERSAMBUNG

===

25 pemikiran pada “Perjalanan The-Penampakanz Band Episode 2

  1. kerjaan siapa, mBak rhe?

    itu kan Farijs yg ada di cerita, bukan Faris yg sebenarnya.

    (^_^)v

    tp keknya kek gitu jg bagus…

    (^_^)v

    Suka

  2. kwkwkwekwkewkakwkakakakaka….
    cerita yg menarik bang…!! lanjutkan…! saya nanti episode selanjutnya looo
    poto2 na juga nyambung ama jalan cerita..good dah…
    tetep semangat…!

    Suka

  3. Rencananya sampe berapa sekuel nih?
    Jangan-jangan ketularan sinetron nih….
    Begitu laris… terus-terusan bikin sekuelnya.

    Btw, ngajuin proposal aja sama teh Lala, biar dibikinin filmnya.

    Suka

  4. bisa juga lu nulis [kirain gw lu ga punya jari]wkwkwkwk..
    semoga tulisan mu bisa dilihat ma mahluk2 demitz yg lain..wkwkwk

    Suka

  5. #garing
    sampe kelar, lah yg pasti. kekna mo aku jadiin trilogi aja, deh. so, tunggu episode terakhirnya, yah.

    (^_^)v

    bilang teh lala? hmmm, ide bagus!

    Suka

  6. #krisnaaa
    woi, krisnaaa dimanamana…. emang krisnaaa selalu ada dimanamana. hehe.

    (^_^)v

    makin tenar dah muka cemar lo.

    (^_^)v

    Suka

  7. hebat lo jadi penulis, ngingetin gw gayanya hilman lupus.
    tp, klo buat di film-kan, kayaknya kudu ada peran pengganti deh, biar “laku” di layar tancepnya

    Suka

  8. kang, mohon ijin fotonya aku tampilin di weblog aku ya… biar tambah tenar dan tercemar :p

    Farijs van Java berkata,
    wuih, foto nyang mane dulu, nih? kalo fotonya farijs jangan mpe tercemar, dong. dibikin tenar aja. hwehe…

    (^_^)v

    Suka

Tinggalkan Balasan ke irrrr Batalkan balasan